Beranda | Artikel
Belajar Nahwu 1 Bulan (bagian 20)
Jumat, 14 Agustus 2015

sofa 4

Bismillah.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, kita bertemu kembali dengan pelajaran bahasa arab dengan kitab al-muyassar.

Pada beberapa pertemuan sebelumnya, kita sudah membahas beberapa kelompok jabatan kata yang harus dibaca manshub. Masih ingat bukan?

Apa saja? Ya… Diantaranya adalah maf’ul bih atau objek. Maf’ul li ajlih atau keterangan sebab. Maf’ul fih keterangan waktu atau tempat. Maf’ul muthlaq keterangan penguat atau penjelas bilangan atau sifatnya. Maf’ul ma’ah atau keterangan kesertaan. Ada lagi?

Ya, ada juga haal atau keterangan keadaan. Ada tamyiz atau keterangan penjelas atas suatu hal yang samar.

Kita juga sudah membahas tentang hukum ma’dud. Apabila angka/’adadnya berada diantara 3 – 10 maka ma’dud/yang dibilang dibaca majrur dan dalam bentuk jamak. Apabila ‘adadnya antara 11 – 99 maka ma’dudnya dibaca manshub dan dalam bentuk mufrad. Apabila ‘adadnya antara 100 – 1000 maka ma‘dudnya dibaca majrur dan berbentuk mufrad.

Kita juga sudah membahas tentang mustatsna -yang dikecualikan-. Ia adalah isim manshub yang terletak setelah alat istitsna’/pengecualian. Alat pengecualian itu misalnya kata ‘illa’, ‘ghaira’, dsb. Akan tetapi perlu diingat bahwa tidak semua yang terletak setelah istitsna’ dibaca manshub.

Untuk mengunduh teks materi silahkan buka di sini [klik]


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/belajar-nahwu-1-bulan-bagian-20/